Demo Banner 3

Cantik dengan herbal

Tuesday, December 07, 2010

Keloid, Si Kecil yang Membekas

Apakah keloid itu??
Pernah mendengar istilah keloid?Ya, keloid biasanya tumbuh setelah seseorang luka ataupun setelah dilakuakn tindakan medis seperti di jahit pasca operasi. Keloid merupakan jaringan parut yang tumbuh tanpa dapat dikontrol setelah kulit sembuh dari luka. Jaringan ini merupakan tumor jinak yang tidak membahayakan nyawa. Dikatakan tumor karena ia mengalami proses proliferatif (perbanyakan) dari jaringan fibrosa (jaringan ikat pada kulit). Jaringan ini memiliki sifat keras (padat) dan berwarna lebih gelap dari warna kulit aslinya dan tumbuh meninggi di atas kulit normal. Keloid memiliki bentuk yang tidak beraturan dan membesar secara cepat. Tidak seperti jaringan parut pada umumnya, keloid tidak bisa mengecil atau berkurang seiring berjalannya waktu.
Keloid jarang terjadi pada anak anak dan orang tua. Keloid mudah terjadi pada orang yang mempunyai kulit gelap tetapi tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Pada beberapa kasus, keloid mempunyai kecendrungan diturunkan dari orang tua ke anaknya alias bakat keloid.

Mekanisme Terjadinya Keloid
Pada suatu luka, proses katabolisme dan anabolisme (keduanya merupakan proses metabolisme sel) mencapai keseimbangan kira-kira 6-8 minggu setelah operasi. Pada keadaan normal, luka yang terjadi pada kulit akan membuat sel-sel kulit dan jaringan penghubung (fibroblast) mulai menggandakan diri untuk memperbaiki kerusakan. Pada kasus keloid, terjadi ketidakseimbangan antara pembentukan dan degradasi (penghancuran) kolagen. Meskipun luka sudah tertutup, pertumbuhan yang berlebih terus terjadi sehingga mengakibatkan penumpukan fibroblast dan kemudian penonjolan keluar permukaan kulit yang akhirnya membentuk benjolan di jaringan luka.

Seperti apa seh keloid itu?
Gejala dan tanda dari keloid adalah adanya benjolan kemerahan berbentuk kubah, keras, tidak teratur, berbatas jelas, menonjol, pigmentasi, ukurannya jauh lebih besar daripada lukanya sendiri, sifatnya melebar dan meninggi dengan terlihat adanya teleangiectasis. Pada tahap awal benjolan terasa kenyal, gatal, dan nyeri bila disentuh tetapi lama-kelamaan benjolan mengeras dan tidak terasa apa-apa. Perkembangan keloid biasanya cepat, kira-kira dalam jangka waktu bulanan.

Pada pemeriksaan fisik perlu diketahui riwayat lesi, ciri-ciri lesi, serta frekuensi tempat-tempat lesi. Pada keloid sebenarnya tidak perlu melakukan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah karena hanya akan mempermahal biaya pemeriksaan, tetapi cukup melakukan biopsi saja.

Lokasi-lokasi munculnya keloid antara lain adalah di pipi, telinga, leher, dan cenderung di dada bagian atas dan bahu.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi keloid :
  1. Injeksi dengan kortison (Injeksi kortikosteroid intralesi). Cara ini lumayan aman dan tidak menyakitkan. Injeksi biasanya diberikan sebulan sekali sampai manfaat maksimal diperoleh. Injeksi steroid akan meratakan keloid dengan cara memaksimalkan fungsi pembuluh darah pada daerah keloid. Penyuntikan dilakukan di area keloid
  2. Operasi. Tindakan ini sangat beresiko karena irisan pisau dapat menyebabkan tumbuhnya keloid baru. Beberapa ahli bedah biasanya mengkombinasi pengobatan injeksi kortison dengan pembedahan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
  3. Bedah beku (Cryosurgery) menggunakan nitrogen cair. Umumnya teknik ini lebih dianjurkan karena kurang menyebabkan nyeri. Tetapi teknik ini hanya bisa diterapkan pada keloid dalam ukuran kecil
  4. Laser. Pengobatan dengan laser terbukti efektif untuk meratakan keloid dan memudarkan warnanya. Sayangnya terapi yang cukup aman dan tidak menyakitkan ini masih jarang digunakan.
  5. Salep silikon. Penggunaan salep silikon untuk menutup keloid masih menimbulkan hasil yang beragam. Beberapa ada yang berhasil, namun ada pula yang gagal.
  6. Pembekuan. Pembekuan keloid dengan menggunakan nitrogen cair terkadang mampu meratakannya namun efek sampingnya bisa menyebabkan daerah keloid menjadi lebih gelap
  7. Kompresi. Pemakaian plester yang mengandung hydroactive polyurethane efektif menyamarkan keloid. Terapi ini hanya dilakukan selama 12 jam sehari secara berturut-turut selama 8 minggu.
  8. Pengobatan tradisional. Gunakan pegagan dan habbatussauda, yaitu dengan menggunakan campuran ektrak pegagan dan habbatussauda yang dilarutkan dalam minyak kelapa murni. Penggunaan dengan cara dioleskan pada luka yang dalam proses penyembuhan. Cara ini akan efektif jika dikombinasikan dengan tindakan operasi.
Proses Penyntuikan dengan kortison
Menurut penulis, pilihan terbaik adalah dengan injeksi langsung menyusur permukaan keloid dengan kortikosteroid (triamcinolone acetonide) setidaknya 1-4 minggu sekali hingga tonjolan keloid menjadi rata. Untuk keloid yang besar, injeksi dapat dilakukan berulangkali (ada yang sampai belasan kali) hingga rata. Itupun masih ada kemungkinan pertumbuhan pada jaringan kecil yang sebelumnya tidak terinjeksi.
Untuk keloid kecil pada umumnya bisa rata setelah injeksi kortikosteroid 3-5 kali. Injeksi terbaik adalah dengan jarum (needle) no.27G menyusur permukaan keloid. Pastikan keloid berwarna putih agak menggelembung karena masuknya obat. Sekali lagi menyusuri permukaan, bukan injeksi dalam menusuk keloid. Injeksi menusuk ke dalam keloid seringkali menuai kegagalan. Mengapa ? Mungkin terkait dengan jaringan keloid yang secara histopatologis menunjukkan pola seluler.
Injeksi kortikosteroid tidak bisa diberikan pada keloid yang luas, misalnya karena luka bakar. Pada kasus demikian dapat dipertimbangkan pengobatan cara lain.
Perlu diketahui, bekas keloid tidak lantas hilang, meski sudah dapat diratakan.
Pada kasus yang melibatkan wajah (keloid di wajah), seyogyanya berkonsultasi kepada ahli kulit atau ahli bedah plastik agar didapatkan hasil optimal.

Inspirator  :

No comments:

Cari dalam Blog ini

Artikel Terbaru

Belajar Islam Online

  © Free Blogger Templates Columnus by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP